MAN WONOGIRI DAN ALUMNI 1998 PEDULI BENCANA

WONOGIRI - Allah SWT sedang menguji kita. Hujan yang biasanya menjadi berkah, terutama bagi para petani, kini menjadi ujian kesabaran. Hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari berturut-turut telah menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Wilayah Wonogiri yang biasanya jarang terdengar ada kabar bencana, terutama bencana banjir, kini pun harus mengalaminya. Pracimantoro, Tirtomoyo, Kismantoro, Baturetno, Giritontro dan Giriwoyo adalah beberapa titik yang terdampak bencana tersebut.

Bagaimanapun, bencana ini telah telah melahirkan solidaritas dan rasa empati dari berbagai kalangan. Bantuan logistik, relawan, baik relawan lapangan maupun mental recovery pun terus berdatangan, tak terkecuali aksi solidaritas dari MAN Wonogiri.

Pekan pertama bencana, MAN Wonogiri menggalang dana, kemudian mengirimkannya ke tempat bencana dalam bentuk logistik dan relawan lapangan, tepatnya ke Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo.

Pekan berikutnya, atas kerjasama dengan ALUMNI MAN 1998, MAN Wonogiri kembali turun ke lapangan, kali ini wilayah yang disasar adalah Kismantoro…  wilayah yang cukup jauh dari MAN Wonogiri. Kondisi geografisnya pun cukup ekstrim. Namun, itu semua tak menyurutkan semangat relawan MAN Wonogiri untuk kesana…. Dengan diangkut 4 minibus dan 2 mobil, logistik berikut 98 relawan berangkat ke titik bencana.

Rombongan MAN Wonogiri diterima di Pendopo Kecamatan oleh perwakilan  jajaran Muspika dan Koramil setempat. Aksi sosial relawan MAN kemudian diarahkan pada titik bencana longsor yang menimpa rumah penduduk di dusun Lemahbang, sekitar 7 km ke arah tenggara dari Kantor Kecamatan Kismantoro.

Tiba di lokasi, dengan pengarahan dari Koramil Kismantoro, para relawan segera bekerja menyingkirkan longsoran yang menimpa rumah warga dengan memakai peralatan yang dibawa dari rumah dan beberapa peralatan yang memang sudah tersedia di lokasi bencana. Saat sebagian relawan bekerja, secara simbolis juga dilakukan penyerahan bantuan berupa dana dan logistik dari ALUMNI MAN 1998 yang diterima tokoh setempat. Sambutan warga yang hangat dan penuh rasa kekeluargaan menambah semangat para relawan dalam bekerja membantu warga membersihkan puing-puing rumah dan tanah longsoran.

Aksi sosial diakhiri ketika adzan ‘asyar berkumandang. Setelah kegiatan bersih-bersih selesai dan disempurnakan dengan shalat ‘asyar berjamaah, rombongan aksi sosial pun kembali ke MAN Wonogiri .

Banyak pelajaran bisa dipetik dari aksi sosial ini. Tapi yang terpenting adalah melatih para siswa MAN Wonogiri untuk peka terhadap lingkungan masyarakat, melatih kerjasama dan membuka cakrawala mereka tentang dinamika kehidupan yang sesungguhnya… bahwa disamping Allah memberikan nikmat-Nya, kadang Ia juga menguji kesabaran kita. Keduanya – sikap syukur dan sabar itu – kelak akan diganjar dengan pahala berlipat di kehidupan kemudian….